WERAKU YANG DIMARJINALKAN

                       Puisi : Foto penulis
Hai tuanku?
Lihatlah desaku yang  reot dan kumuh
Hijau dedaun pagi tak lagi indah
Dengan ribuan debu yang menghiasinya
Kami tak lagi bisa menikmati embun pagi

Ruas jalan masih dengan mengalaskan tanah , batu dan kerikil kecil
Yang kadang menghantam kulit kami yang tua, muda dan anak-anak kami
Terpental berdarah dan nyawa sebagai taruhan

Sungguh ironi weraku
Jalan lintasku masih saja belum diperbaiki
Tolong !
Ruas jalur yang sempit diperlebar
Jenuh melanda kami jeritan sijelata untuk infrastruktur wera-sape

Kau buta ?
Kau tuli?
Rakyat mu dipelosok desa tak lagi kau dengar jeritanya
Tangisannya tak lagi kau dengar
Kau lalai !

Aku terpana memandang layar kaca
Sebuah adegan aneh namun nyata
Yang disaksikan oleh seluruh rakyat
Skenario yang dirancang oleh pemerintah

Tuanku
Dengan teganya kau permainkan rakyatmu
Yang tak merasakan nikmat kemerdekaan yang sesungguhnya
Rakyat mu yang memimpikan kedamaian
Tapi kau carut marut dibawah kepemimpinan yang berantakan

Tak mungkin lagi kami dapat menunggu dan bertahan
Anak negeri semakin membara atas kemunafikan dan kebungkamanmu
Cukup sudah rakyat kau bodohi

Engkau khianati Amanat rakyat
Kami yang kau pinggirkan
Rakyat yang ingin bangkit
Dari kemiskinan dan keterpurukan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUIH-BUIH RINDU

PERTEMUAN RESAHKU KARENA RASANYA

SEJARAH DAN VISI MISI KSR-PMI Unit STISIP Mbojo BIMA PERIODE 2019-2020