IMPERIALISME BUDAYA


                            Foto: penulis

Imperialisme adalah suatu paham yang mendominasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia Imperialisme merupakan suatu sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar.
 
    Imperialisme di Indonesia sendiri sudah masuk sejak kedatangan bangsa portugis dan disusul bangsa Belanda dan Jepang . Kedatangan bangsa penjajah tersebut telah meninggalkan kebudayaan barat, seperti yang diNyatakan oleh Herbert Schiler Imperialisme Budaya , bahwa Negara-negara berkembang selalu memandang segala sesuatu yang ada didunia barat sangatlah hebat, sehingga masyarakat negara berkembang akan menirukan, mengkonsumsi produk negara barat, di indonesia sendiri jelas terlihat bahwa produk/budaya barat telah perlahan menggeser Nilai-nilai dan budaya yang dipercaya oleh masyarakat Indonesia.

    Hegemoni budaya hadir dari proses Imperialisme budaya yang terjadi karena adanya globalisasi. Kita dapat melihat hal ini dari beberapa tayangan asing yang mendominasi Stasion Televisi di indonesia , biasanya masayarakat dunia ketiga tidak menyadari proses Imperialisme Budaya yang terjadi. Sebagai contoh adalah pendekatan pada New Hollywood dimana film tersebut di konstruksikan secara sosial dan besar-besaran.
   
  Dapat dilihat bahwa peran media dalam kehidupan sosial bukan sekedar sarana diversion, pelepas ketegangan aitau hiburan semata, tetapi isi dari informasi yang disajikan mempunyai peran yang signifikan dalam proses sosial. Dimana isi media massa merupakan konsumtif otak bagi khalayaknya, sehingga apa yang ada di me dia massa akan mempengaruhi realitas subjektif pelaku interaksi sosial.

   Adanya Imperialisme modern telah membuat rasa nasionalisme dan patriotisme anak bangsa semakin menurun. Dimana anak bangsa mulai lupa dengan budaya indonesia dan beralih pada budaya orang-orang barat. Bahkan menyatakan bila tinggal dinegara barat merupakan salah satu bentuk dari kesuksesan.

    Untuk melepaskan diri dari cengkeraman Budaya asing perlulah partisipasi, keikutsertaan para intelektual organisasi, kaum intelektual yang harus mampu menyadarkan masayarakat, terutama generasi, bukan kaum intelektual Tradisional yang justru lebih melegitimasi budaya-budaya asing yang hadir. Dan dapat menyaring segala sumber media dan informasi baru yang hadir agar kebuyadaan sendiri tidak terkikis dan dihancurkan karna adanya budaya Asing.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUIH-BUIH RINDU

PERTEMUAN RESAHKU KARENA RASANYA

SEJARAH DAN VISI MISI KSR-PMI Unit STISIP Mbojo BIMA PERIODE 2019-2020