GEMURUH DI DADAKU

                               Foto: sang bidadariku

Kala ku tatap diam langit sore ini
Disini tempatku hidup mencari penghidupan
Dibawah lampu kuning pengharapan
Terlihat ramai namun hati tak pernah damai

Saat kelam semakin mencekam
Tersambut dinginnya malam
Pada rindu yang begitu mendalam
Terlihat semakin hari semakin kusam

Kepadamu yang telah pergi
Seperti sang senja yang terlukai
Seperti hujan yang tak lagi jatuh kebumi
Seperti malam yang diselimuti sepi

Gemeretak bunyi suara hatiku?
Tumpah pada secawan rindu
Berkecamuk resah yang berlarut
Remuk oleh gumpalan kecewa berat

Kau tau kenapa ?
Sebab rindu yang menggebu
Tergiang jelas lagu tidur yang kau nyanyikan
Hingga dewasaku tak lagi kau dampingi
Kini hadirmu hanya sebatas semu

Ku pandang kertas usang
Kulihat senyum terakhir yang ku kenang
Dimataku kau penuh kasih sayang
Cinta terhalang samudra membentang

Secangkir kopi hangat yang kita hirup berdua
Gurauan dalam petuahmu
Hangat dalam dekapmu
Pelukan yang tak pernah gagal menentramkan jiwa

Ingin ku dekat menangis dipangkuanmu
Seperti masa kecilku dulu
Saat tangan lembut membelai rambutku
Sembari doa-doa kau baluri sekujur tubuhku

Bisakah kau dengar?
Gemuruh didadaku yang suaranya mirip kehancuran
Ada genangan airmata yang terus mengalir
Memimpikan kau hadir
Disamping tidur
Hingga aku berucap syukur

Tuhan .....
Titip rinduku untuknya
Pada malaikat tak bersayap yang ku sebut bunda
Bunda yang ku panggil dalam setiap desahan yang tertahan
Dua tangan yang selalu ku panjatkan
Tetes airmata berebutan jatuh mengingatnya
Andai detik ini kau bergulir kembali
Kurindukan suasana basuh jiwaku yang haus akan pergimu


Bima, 19 juli 2019


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUIH-BUIH RINDU

PERTEMUAN RESAHKU KARENA RASANYA

SEJARAH DAN VISI MISI KSR-PMI Unit STISIP Mbojo BIMA PERIODE 2019-2020